Seorang perempuan terlihat sedang
bersembunyi dibalik sebuah pohon besar. Dia sedang asyik memandangi dari jauh
laki-laki tersayangnya sedang bercengkrama dengan seorang perempuan lain. Bisa dibilang
dia cemburu, bahkan sangat cemburu.
Perempuan itu bernama Seohyun,
lelaki tersayangnya itu bernama Kyuhyun, sedangkan perempuan yang sedang bercengkrama
dengan laki-laki tersayangnya Seohyun adalah Jiyeon.
Seohyun tidak mau melewatkan topik
obrolan antara Kyuhyun dengan Jiyeon. Seohyun harus menajamkan pendengarannya
untuk mendengar topik yang Kyuhyun dan Jiyeon bicarakan.
“oppa cium juga nih..” ujar
Kyuhyun sambil terkekeh.
Tiba-tiba saja itu membuat hati
Seohyun sakit, meskipun dia tau jelas kalau Kyuhyun hanya bercanda. Tapi tetap
saja itu membuatnya cemburu dan sakit hati.
“Jangan cium-cium. Nanti ada yang
marah lagi,” jawab Jiyeon sambil tertawa.
Tatapan mata Kyuhyun tiba-tiba
berubah serius dan alisnya mengkerut. “Marah? Siapa?”
“Loh? Emang nggak ada ya?” tanya
Jiyeon balik.
“Kalo oppa bilang nggak ada, itu
ada atau nggak?” jawab Kyuhyun yang semakin membelitkan pertanyaan aneh itu.
“Berarti nggak ada dong..” seru
Jiyeon dengan sumringah.
“Nah itu tau..” balas Kyuhyun
dengan tertawa.
Perempuan yang bersembunyi
dibelakang pohon itu sudah tak kuat lagi mendengar obrolan kedua orang itu. Seohyun
sudah tak dapat menahan emosinya. Dia lalu berlari sekencang-kencangnya sambil
mengelap wajahnya dengan punggung tangannya karena tiba-tiba saja beberapa
tetes air mata berhasil keluar dari kelopak matanya yang indah.
***
Seohyun sudah sampai dirumahnya,
tepatnya dikamarnya. Dia mengunci pintu kamar lalu menangis
sekencang-kencangnya sambil menutup wajahnya dengan bantal. Itu dia lakukan agar
suaranya tidak terlalu terdengar keluar. Bisa sangat fatal jika seisi rumah
mendengar tangisannya.
Seohyun masih tak mengerti mengapa
Kyuhyun bisa bicara seperti itu. Semua ini sudah berhasil membuat Seohyun tak
dapat berfikir jernih.
Apa dia sudah tak mencintaiku? Apa
dengan cara ini dia mau melepasku?
Pertanyaan yang selalu terlontar
dipikiran Seohyun hanya itu. Belum lagi, sebelum-sebelumnya Seohyun sering
melihat Kyuhyun ngemodusin banyak perempuan. Tapi dia masih dapat berfikir
jernih. Dan entah mengapa, sekarang Seohyun benar-benar tak dapat berfikir
jernih.
Apa aku harus mengakhiri semuanya
duluan? Apa aku harus menyerah?
Secara tak sengaja Seohyun
berfikir seperti itu. Kalau benar-benar itu terjadi, Seohyun tetap saja akan
tau akhirnya. Akhirnya dia tidak dapat melupakan Kyuhyun dan memendam rasa
cintanya yang begitu dalam.
Entahlah, kali ini Seohyun
benar-benar dibuat bingung.
***
“Aku nyerah,” ujar seorang
perempuan dengan lirih.
Sekarang Seohyun sedang berada di
sebuah taman, tepatnya sedang duduk di salah satu bangku taman. Dia tidak
sendiri, dia bersama dengan Kyuhyun
lelaki yang sangat dia sayangi. Bukan, tapi yang sangat dia cintai.
Kyuhyun yang duduk tepat disamping
Seohyun langsung kaget dan menoleh ke Seohyun.
“Nyerah? Maksud kamu apa?” tanya
Kyuhyun penuh selidik. Kyuhyun sudah mengerti maksud arah pembicaraan mereka
kali ini.
Seohyun menghela nafas panjang. “Pokoknya
aku nyerah,”
Dengan cepat, Kyuhyun memegang
kedua tangan Seohyun dengan erat. Seohyun hanya bisa menunduk, tak dapat
membalas tatapan Kyuhyun yang hanya terarah padanya. “Aku tau aku orang jahat. Aku
tau aku orang yang bikin kamu sedih. Aku orang yang selalu nyakitin kamu. Aku buat
hari-hari kamu jadi jelek. Aku orang yang selalu modus ke semua perempuan. Tapi
satu yang mesti kamu tau. CINTA AKU CUMA
BUAT KAMU..” ujar Kyuhyun dengan penekanan dikalimat terakhir.
Cukup, itu sudah cukup membuat air
mata Seohyun akan jatuh sebentar lagi. Seohyun
berusaha melepas tangannya dari Kyuhyun. Tapi apa daya kekuatannya tak seberapa
jika dibandingkan dengan Kyuhyun.
“Lepasin tangan aku!” seru
Seohyun.
Kyuhyun pun melepaskan tangan
Seohyun. Kemudian Seohyun berlari dengan sisa-sisa kekuatannya. Kali ini air
mata benar-benar tak bisa dikompromi lagi. Air mata turun dengan derasnya.
***
Yang benar saja, setelah Seohyun
mengucap kata ‘nyerah’ kepada Kyuhyun, rasa cintanya semakin mendalam bukannya
terlupakan. Seohyun tau, dia salah. Tak seharusnya dia bilang seperti itu. Seharusnya
dia percaya sepenuhnya kepada Kyuhyun. Kali ini Seohyun benar-benar bimbang. Dia
seperti kehilangan semangat hidup. Seohyun sudah seperti kehabisan oksigen yang
selama ini selalu dihirupnya. Emosinya yang tak dapat ditahannya dulu, sudah
cukup membuatnya menderita sekarang. Mungkin sekarang Seohyun hanya bisa
menatap nanar Kyuhyun dari jauh.
TAMAT